TANPA SADAR. Pilkada Sumenep 2024 tak sampai 24 bulan. Coba itung mundur.
Itu mengacu tahapan Pilkada Serentak 2024 yang dirancang KPU RI tentang tahapan Pilkada Serentak 2024.
KPU RI merancang mulai 23 Februari 2024. Dibuka pengumuman penyerahan syarat dukungan paslon (pasangan calon).
Baru di pertengahan bulan Mei penyerahan syarat dukungan paslon untuk pemilihan Gubernur dan pemilihan Bupati dan Walikota.
Akhir Agustus hingga September 2024. Pengumuman, pendaftaran, dan verifikasi calon. Termasuk Penetapan Paslon.
Sedangkan pemungutan dan penghitungan suara pada 27 November 2024.
Untuk Pilkada Sumenep 2024. Ada yang bertanya. Siapa lawan calon incumbent Achmad Fauzi.
Pertanyaan itu mulai bergulir. Para aktivis mulai mencari-cari siapa kira-kira yang berhasrat maju di Pilkada Sumenep 2024.
Sebagai pengantar. Saya ulang tulisan yang pernah saya update beberapa bulan lalu.
Begini:
Bagi pegiat politik lokal. Kepemimpinan Fauzi Eva menarik karena menjabat singkat. Ditambah berjalan di tengah pandemi Covid-19.
Ada lagi. Anda yang bisa menjabarkan sendiri. Anda kan sudah ngerti. Kenapa dan mengapa.
Pertanyaan yang mengemuka, apa yang sudah dilakukan Fauzi-Eva selama memimpin Kabupaten Sumenep? Yang mengemuka, akan dibahas tulisan khusus.
Kembali ke pertanyaan, siapa berani melawan Bupati Fauzi di Pilkada Sumenep 2024?
Ada banyak variabel untuk mengetahui pesaing kuat incumbent. Salah satunya adalah popularitas dan kemampuan kapital sebagai penguat biaya politik.
Jika bicara popularitas. Ada banyak sosok yang bisa mengimbangi calon incumbent.
Sebut saja, nama itu Nyai Eva, yang kini menjadi Wabup Lora Fauzi. Popularitas dan elektabilitasnya bisa saling kejar dengan Lora Fauzi.
Urutan berikutnya, dari tokoh kultur. Sebut saja, Kiai Unais, Ambunten. Kiai Ilyasi (Ketua Gerindra dan adik Kiai Ramdlan).
Kiai Fikri (Pengasuh Annuqayah dan Ketua PPP). Juga ada Bu Fitri, istri Kiai Busyro, Bupati Sumenep periode 2010-2021.
Dari kelompok milenial, ada Ra Mamak (putra alm Kiai Warits, Annuqayah) dan Hairul Anwar (pengusaha muda dan politisi PAN).
Nama-nama yang disebut di atas masuk bursa nominator yang diperhitungkan saat konsultan politik melakukan survei jelang Pilkada Sumenep 2020, lalu. Meski angka presentase-nya beragam.
Ups, ada nama Fattah Jasin (eks
Cabup Sumenep dari PKB), Malik Efendi (PAN) dan Iskandar, politisi Demokrat-yang juga masuk bursa nominator survei.
Apakah tiga sekawan ini tertarik Nyabup di Pilkada 2024?
Wallahu ‘alam.
Selain nama-nama di atas disebut konsultan dalam survei. Ada nama baru yang menjadi wacana aktivis Sumenep untuk 2024.
Namanya familiar. Itulah Edy Rasiyadi (Sekda Sumenep), Sukirno (perwakilan AKD) dan Abrori al-Zael (Sekretaris PDIP Sumenep).
Siapa yang memiliki kemampuan kapital mengimbangi incumbent? Sulit menjawabnya.
Setidaknya, dalam politik. Popularitas dan kemampuan biaya politik berjalan seirama.
Tapi dalam konteks pilkada yang berlalu. Peran bohir sangat urgent. Artinya, meski kapasitas kapital diragukan. Tapi popularitas dan elektabilitas-nya bisa menggoda para bohir politik untuk membiayainya.
Lantas, siapa kira-kira pesaing kuat incumbent Lora Fauzi? Sementara tak bisa disimpulkan. Terserah anda menyimpulkan.
Sisa waktu tak sampai satu tahun, masih dinamis. Anda bisa mulai meraba. (hambalirasidi)
Sumenep, 9 Juli 2022